Minggu, 24 Agustus 2014

Pilih Opening Berdasarkan Tipe Permainan Catur Anda

Bagi para pemain catur tingkat pemula, wajib mengetahui karakter permainan-nya. Bagaimana tipe bermain Anda? Apakah agresif , penyerang, atau bertahan, posisional ? Tahukah Anda bahwa ada studi (bukan ngasal) yang cukup mengejutkan tentang teori pembukaan. Simak video dan artikel berikut :


1.e4 atau 1.d4 - Manakah yang lebih baik?

Kita tau bahwa 1.e4 adalah langkah agresif, sering berakhir dengan kemenangan/kekalahan; sedangkan 1.d4 lebih tertutup, posisional, dan sering berakhir remis. Benarkah?
Penilaian atas mana yang lebih baik antara 1.e4 atau 1.d4 dapat dilihat dari beberapa aspek:

1. Penguasaan medan tengah
Berbicara mengenai penguasaan medan tengah, 1.d4 jelas merupakan pilihan terbaik. Sederhana saja, 1.d4 menguasai 2 petak pusat sedangkan 1.e4 hanya menguasai 1 petak.
Dengan 1.d4, kita mengontrol petak e5 dengan pion, sekaligus petak d4 itu sendiri (dengan menteri). Lain halnya dengan 1.e4 yang hanya mengontrol petak d5.

2. Kestabilan medan tengah
Terkait kestabilan medan tengah, langkah terbaik lagi-lagi 1.d4. Jika seseorang memilih 1.e4, pion e4 itu sendiri tidak terlindungi, sehingga dapat menjadi target Hitam, apapun metode permainannya. Hitam dapat memainkan Pertahanan Skandinavia atau Pertahanan Prancis. Lain halnya dengan 1.d4, Hitam tidak dapat secara cepat menyerang pion tersebu, karena terlindungi oleh Menteri. Walhasil, jika menghadapi 1.d4, Hitam akan mengembangkan buahnya (dan strateginya) secara perlahan, sembari menunggu Putih melakukan kesalahan.
Perkembangan teori pembukaan tentu telah memberikan banyak pilihan bagi penyuka permainan aktif dan agresif ketika menghadapi 1.d4. Namun meski begitu, perbedaan stabilitas di antara kedua posisi dalam 1.e4 dan 1.d4 sangatlah jelas terlihat.

3. Medan tengah dan aktivitas pion
Jika memperhatikan pembukaan mana yang mengaktifkan buah lebih banyak, 1.d4 tetap lebih baik. Dengan 1.d4, kita mengaktifkan dua buah: Bc1 dapat menempati 2 petak agresif f4 atau g5, Qd1 dapat menempati c2, b3, dan a4. Lain halnya dengan 1.e4, dimana Bf1 memang biasanya ditempatkan di c4 atau b5; namun Qd1 meskipun dapat menempati f3, g4,
dan h5, petak-petak tersebut bukan merupakan petak ideal Menteri, karena g4 dan h5 akan mudah diusir dengan Nf6 oleh Hitam, sementara f3 biasanya lebih ideal ditempati oleh Nf3.

4. Ruang
Ruang dapat diukur dengan menghitung jumlah petak yang dikontrol. Dengan 1.d4 (kemudian biasa) disusul dengan 2.c4 (karena langkah Hitam biasanya mencegah e4 misalnya Nf6 atau d5), Putih mengontrol 4 petak sekaligus: e5, d5, c5, b5. Lain halnya dengan 1.e4 dimana Putih jarang menyusul dengan 2.f4 mengingat Raja Putih sedikit lebih riskan.

5. Petak lemah
Segala langkah pion akan menyebabkan munculnya petak lemah, yaitu petak di kiri-kanan pion tersebut. Dalam 1.e4, petak d4 adalah petak lemah bagi Putih, dimana Putih perlu mempersiapkan c3 terlebih dahulu sebelum memainkan d4 (mencapai posisi pion impian), yang sama jika dimulai dengan 1.e4. Dengan 1.d4 Putih juga memiliki kelemahan di petak
e4, dimana untuk mencapai formasi pion ideal, Putih harus empersiapkan f3 kemudian diikuti e4. Meskipun demikian, 1.d4 sedikit lebih populer dalam mengatasi kelemahan tersebut, karena dalam 1.d4, formasi f3-e4 dapat terjadi dalam Carlsbad Variation (dalam QGD), dan Saemisch Variation (dalam KID). Sementara dalam 1.e4, formasi c3-d4 hanya terjadi dalam Sicilian Rossolimo dan Ponziani (jarang).

6. Pilihan Juara Dunia
Pilihan juara dunia memang tidak secara langsung menunjukkan suatu opening lebih bagus dibanding yang lain. Namun paling tidak, para kandidat juara dunia telah menganalisis dengan sangat seksama, mengingat tidak ada turnamen lain yang lebih serius dipersiapkan oleh seorang pemain dibandingkan dwitarung ini.Dalam kejuaraan catur dunia modern (modern menunjuk pada saat Kramnik mengambil alih juara dunia tahun 2000), terdapat fakta mengejutkan yaitu:

Dalam 89 game, 1.e4 digunakan 25 kali dengan hasil: 1 menang, 3 kalah, dan 21 draw
Dalam 89 game, 1.d4 digunakan 62 kali dengan hasil: 18 menang, 6 kalah, dan 38 draw.

Atau dengan kata lain:
1.e4 menang: 4% kalah: 12% draw: 84%
1.d4 menang: 29% kalah: 9% draw: 61%

Catatan:
1. d4 digunakan hampir 3x lebih banyak daripada 1.e4. Peluang menang 7x lebih banyak sedangkan peluang kalah juga lebih kecil. Secara mengejutkan, persentase draw 1.d4 justru lebih kecil dibanding 1.e4 (sangat bertentangan dengan anggapan bahwa 1.d4 lebih mengarah ke remis).
Satu-satunya kemenangan dengan 1.e4 terjadi sepuluh tahun silam (!), oleh Peter Leko, yang pada waktu itu memang spesialis 1.e4. Bahkan jika ditarik mundur, dalam dwitarung Fischer-Spassky, 2 dari 3 kemenangan Fischer justru tidak diperoleh melalui 1.e4 (Fischer terkenal dengan quote-nya "1.e4, best by test").
Salah satu kekelahan Putih dalam 1.d4 yaitu saat Anand hendak mengejar kekalahan saat melawan Carlsen (2013 WC Chennai). Posisi saat itu sebenarnya seimbang, namun karena terlalu memaksa, Anand justru kalah. Sehingga persentase kekalahan Putih semestinya bisa turun lagi ke angka 8% (bukan 9%).
Menurut Ivanchuk, Anand sebaiknya memakai 1.d4 saat melawan Carslen, karena (menurutnya) Anand selalu nyaris menang jika menggunakan 1.d4

7. Faktor psikologis
Namun paling tidak, 1.e4 "hanya" unggul dalam hal psikologis. Sebagian besar pemain catur memulai "karier" nya dengan 1.e4 (termasuk anak-anak), sehingga beberapa posisi (dan taktik) lebih konkret dan mudah dikenali. Selain itu, 1.e4 terlihat "lebih menyenangkan" bagi banyak pemain daripada 1.d4.

Salam para pecatur indonesia.

1 komentar: